SURACHMAN
ORANG
PERTAMA INDONESIA YANG MENGIKUTI
INTERNATIONAL
VERTICAL RUNNING
SYDNEY
TOWER STAIR CHALLENGE AUSTRALIA
Seperti
dituturkan oleh Bapak Moh. Gajah Nata Surya C., S.E.
Kabag
Perencanaan SDM Aparatur dan Arsip, Sekretariat Deputi Bidang Pemberdayaan
Pemuda Kemenpora, selaku Official Manager
Surachman
Pelari Ultra Senior Indonesia di 2016 mendapat tugas dari Menpora (Imam Nahrawi) untuk mengibarkan Merah Putih di Puncak
Sydney Tower Australia.
Maka
berangkatlah Surachman bersama istrinya Nenny Roose ke Australia 21 Agust 2016
untuk mengikuti lomba Vertical Running di Sydney Tower Australia.
Tercatat
ada 27 negara yang ikut berlomba termasuk Indonesia yang diwakili oleh Surachman
merupakan orang Indonesia. Surachman ikut di klas speed race yang berhasil mencapai finish, yaitu di lantai 100 Sydney
Tower dalam waktu 9,40 menit. Sebagai peserta tertua (66 tahun), tentu saja
pencapaian tersebut cukup luar biasa dan membanggakan.
Peraih
Juara 1 pria dan wanita disabet oleh warga Australia atasnama Mark Bourne dengan waktu 7, 35 mnt
dan Suzy Walsham dng waktu 8,27
mnt. Keduanya anak muda yang sarat pengalaman di dunia Vertical Running.
Nenny
Roose istri Surachman juga ikut berpartisipasi dalam hajatan tersebut dalam kelompok
Fancy Dress dengan mengenakan Kostum
Unik Jaipong Indonesia, berhasil pula mencapai finish sampai di puncak menara
level 100, mendapat penghargaan The Best
Costume dari panitia penyelenggara.
Sang
Official Manager Moh. Gajah Nata
Surya, dari Kemenpora yang mendampingi Surachman dan istrinya selama jalannya lomba
di Negara Kanguru tersebut, menyatakan sangat bangga atas pencapaian pasangan
tersebut.
![]() |
Nenny Rose The Best Costume |
Berlari
vertikal menuju level 100 berputar-putar melingkar mencapai ketinggian 360
meter, menjejak 1700 anak tangga bukan perkara yang mudah untuk dilakukan,
apalagi di usia senja Surachman yang juga Purnawirawan TNI-AD dengan pangkat
terakhir Kolonel, seangkatan dengan Menhan Prabowo Subiyanto dan mantan Menkopolhukam
Djoko Suyanto.
Cerita
lain Surachman: "Memang ada kesempatan untuk menyalip tetapi sulit
dilakukan, karena jalur yang sempit, pelari banyak sehingga berdesakan.
Napas
harus lancar tidak boleh terputus. Karena supporter tidak diperbolehkan berada
disekitar jalur lomba, jadi saya harus membakar semangat sendiri". ujar
Surachman
Minum
pun dilarang karena tumpahan air bisa membayakan peserta lainnya, karena licin.
Surachman
seorang pelari ultra senior yang berpengalaman, menyiapkan diri sebelumnya,
yaitu berlatih di beberapa gedung di Indonesia, antara lain BCA Tower (56 lantai) di Jalan Sudirman
Jakarta, Bakrie Tower di Kuningan Jakarta (50 lantai), Menara MTH Jalan MT.
Haryono Jakarta (18 lantai). Kecuali tersebut, Surachman juga menempa diri
berlatih lari di jalur vertikal di Valore Hotel Cimahi (20 lantai), tangga PLTA
Dago Bengkok 200 meter dengan kemiringan melawan grafitasi. Tidak ketinggalan pada
beberapa Tribune Stadion juga dijadikan tempat berlatih oleh Surachman, naik
turun sampai 100 kali.
Bahkan
untuk melatih konsentrasi menapaki tangga, Surachman juga berlatih berlari melawan
arah escalator di Mall. Memang berbahaya berisiko jatuh dan kaki terjepit
apabila langkahnya kurang seirama dengan lajunya tangga berjalan tersebut.
Minimal jangan sampai pusing yang mengakibatkan bisa muntah, ujar Surachman karena jalur lomba larinya menaiki tangga berputar, maka yang punya sakit ayan atau vertigo, dilarang ikut: cetus Surachman.
Pengalaman
lain Surachman lari vertikal adalah pada 2008 di Swissotel Singapura (73 lantai)
ketika itu sebagai gedung tertinggi di Asia Tenggara, 2012 di Taipei Building (101 lantai) Taiwan,
ketika itu sebagai bangunan tertinggi di Asia.
Ketika
ditanya nyaman berlari naik atau turun, Surachman berpendapat lebih baik lari
naik tangga daripada turun tangga, lari turun otamatis lutut akan mendapat
beban berat badan. Lomba di Aussie ini paling nyaman, karena udara
dingin sehingga belum sempat berkeringat tahu-tahu sudah mencapai finish.
Demikian pernyataan Surachman.
Indonesia
mendapat pujian dari pemerintah Australia, atas kepesertaan Surachman sebagai
Oldest Participant dengan running time hanya terpaut 2 menit dengan juara
1 anak muda dari Australia. Sedangkan istrinya, Nenny Roose mendapat
predikat The Best Costum untuk kategori Fancy Dress.
Setelah
lomba, Surachman dan Nyonya menyempatkan diri untuk jalan-jalan Canberra
Australian War Memorial (museum
Perang Dunia II)
Akhirnya
Bapak Gajah Nata Surya - Official Manager menyampaikan pesan Kemenpora kepada pemuda-pemuda
Indonesia, teruskan semangat Bapak Surachman, meskipun lansia tetapi berhasil
mengharumkan nama Indonesia. Kibarkan Merah Putih dimanapun engkau bisa.
![]() |
Surachman, Nenny Rose & Bpk. Gajah Nata Surya berpose di depan Konsulat Jenderal R.I. di Sydney |