SURACHMAN
CADAKA
DARI
INDONESIA
FINISHER
TERTUA DI SEOUL INTERNATIONAL MARATHON 2019
Dituturkan oleh : Kolonel Pnb. Imam Subekti, S.T.,
M.IR.
Atase Pertahanan RI Seoul Korea Selatan.

Tidak
mudah menjadi peserta perlombaan lari marathon di Seoul karena
harus
memenuhi syarat yang amat berat bagi para pelari.
Selain
dituntut harus sanggup menyelesaikan waktu max 5 jam, umur peserta juga
dibatasi max 70 tahun.
Lebih
dari umur itu tidak diperkenankan ikut karena beresiko.
Kenapa
begitu?
Karena
Seoul Marathon adalah event lari terbesar kedua didunia setelah Boston Marathon
di USA.
Dari
katagori peserta juga merupakan event marathon besar, karena diikuti tidak
kurang dari 35.000 orang dari 25 negara didunia. Disamping itu, Seoul Marathon
merupakan event race yang tertua di Asia yang dimulai pada tahun 1931 setelah
penyelenggaraan Olimpiade Seoul. Tahun 2019 ini Seoul Marathon berarti sudah
yang ke 88 kali diselenggarakan
Seoul
Marathon 2019 di organizer langsung oleh World's Marathon yang berada di
Stockholm, Swedia. Maka Seoul Marathon dipakai sebagai standard mengukur waktu
pelari-pelari level dunia untuk menghadapi Olimpiade.
Bapak
Surachman yang telah banyak mengikuti lomba lari marathon di beberapa negara,
mengaku enjoy dan happy mengikuti lomba di Korea ini karena mendapat pangalaman
baru. Untuk memberi semangat Bapak Surachman, istri tercintanya yang selalu
setia Ibu Nenny Roose tidak hanya turut mendampingi hadir ke Korea, namun turut
ikut berlari dikategori 10 km dengan mengenakan Costum Unik, khas Indonesi

Perlombaan
Start pada tanggal 17 Maret 2019 pukul 08.00 waktu Korea dari Gwang Hwa Mun
Park dengan kondisi suhu udara 3° C. Bapak Surachman terpaksa menggunakan
sarung tangan karena dinginnya udara. Memang masih musim winter di Korea
sehingga cukup membuat tubuh menggigil.
Namun
bagi Surachman udara dingin ini malah menguntungkan, tenaga bisa full. Bahkan
pengakuan Surachman tidak minum sepanjang race. Karena "tidak haus", demikian
ucapnya.
Berbeda
dengan lomba di Jakarta Marathon yang panas memeras keringat Bapak Surachman
bisa minum setiap 2 km.
"Biasanya
kalau pelari berusaha mencari bayangan gedung-gedung tinggi utk menghindari
panas, maka kali ini Bapak malah mencari panas" : akunya.
Untuk
Event Seoul Marathon ini pada kategori 10K start pukul 10.30 di Seoul Olimpic
Park. Sedangkan kategori 42,195 Km dari Gwang Hwa Mun. Dua-duanya finish di
Jamsil Sport Complex Olympic Stadium.
Bapak
Surachman berhasil masuk garis finish dengan waktu 4 : 11 : 14 jam saat 1/4 dari seluruh peserta mulai
masuk. Ini berarti Bapak Surachman berhasil mendahului 3/4 pelari umum lainnya.
Yang lebih luar biasa adalah berhasil masuk Finish masih keadaan segar bugar.
Surachman mengaku : "Baru kali ini lari marathon tidak minum sampai
finish".
Selama
di Seoul Surachman dan Nenny Roose dipantau dan dibantu oleh staff Atase
Pertahanan KBRI di Seoul. Tentu saja kepergian Surachman dan istri ke Korea
yang baru pertama ini diisi dengan melihat-lihat Negeri Ginseng yang menarik
perhatian dunia. Bapak Surachman beserta Ibu Nenny sebagai purnawirawan TNI,
menyempatkan diri melihat-lihat Museum Perang Saudara Korsel - Korut,
berbelanja di ikon wisata Myeongdong, Istana Gyeong Buk Palace dan lain-lain.
Sungguh pasangan serasi yang patut menjadi teladan bagi generasi TNI era
millenial sekarang ini.
Missi
succes
Indonesia
Sehat
Indonesia
Maju