Rabu, 30 Oktober 2019

Surachman Cadaka Finsiher Tertua di Seoul International Marathon 2019



SURACHMAN CADAKA
DARI INDONESIA
FINISHER TERTUA DI SEOUL INTERNATIONAL MARATHON 2019

Dituturkan oleh : Kolonel Pnb. Imam Subekti, S.T., M.IR.
Atase Pertahanan RI Seoul Korea Selatan.

Bapak Surachman (69 thn) seorang Kolonel Purna-wirawan TNI merupakan peserta paling senior dari Indonesia yang menamatkan perlombaan lari Seoul International Marathon 2019 yang amat bergengsi ini.

Tidak mudah menjadi peserta perlombaan lari marathon di Seoul karena
harus memenuhi syarat yang amat berat bagi para pelari.
Selain dituntut harus sanggup menyelesaikan waktu max 5 jam, umur peserta juga dibatasi max 70 tahun.
Lebih dari umur itu tidak diperkenankan ikut karena beresiko.

Kenapa begitu?
Karena Seoul Marathon adalah event lari terbesar kedua didunia setelah Boston Marathon di USA.


Dari katagori peserta juga merupakan event marathon besar, karena diikuti tidak kurang dari 35.000 orang dari 25 negara didunia. Disamping itu, Seoul Marathon merupakan event race yang tertua di Asia yang dimulai pada tahun 1931 setelah penyelenggaraan Olimpiade Seoul. Tahun 2019 ini Seoul Marathon berarti sudah yang ke 88 kali diselenggarakan

Perlu dicatat bahwa lomba marathon di Indonesia untuk kategori Full Marathon 42,195 km COT (cut off time) nya adalah 7 jam, sedangkan di Seoul ini max 5 jam. Lebih dari itu dianggap DNF (don't finished).

Seoul Marathon 2019 di organizer langsung oleh World's Marathon yang berada di Stockholm, Swedia. Maka Seoul Marathon dipakai sebagai standard mengukur waktu pelari-pelari level dunia untuk menghadapi Olimpiade.
Bapak Surachman yang telah banyak mengikuti lomba lari marathon di beberapa negara, mengaku enjoy dan happy mengikuti lomba di Korea ini karena mendapat pangalaman baru. Untuk memberi semangat Bapak Surachman, istri tercintanya yang selalu setia Ibu Nenny Roose tidak hanya turut mendampingi hadir ke Korea, namun turut ikut berlari dikategori 10 km dengan mengenakan Costum Unik, khas Indonesi

Keikutsertaan pasangan ini membuat Tim Pocari Sweat Indonesia yang diawaki juga oleh artis Alya Rohali dan Sahila Hisyam terkesima.

Perlombaan Start pada tanggal 17 Maret 2019 pukul 08.00 waktu Korea dari Gwang Hwa Mun Park dengan kondisi suhu udara 3° C. Bapak Surachman terpaksa menggunakan sarung tangan karena dinginnya udara. Memang masih musim winter di Korea sehingga cukup membuat tubuh menggigil.
Namun bagi Surachman udara dingin ini malah menguntungkan, tenaga bisa full. Bahkan pengakuan Surachman tidak minum sepanjang race. Karena "tidak haus", demikian ucapnya.
Berbeda dengan lomba di Jakarta Marathon yang panas memeras keringat Bapak Surachman bisa minum setiap 2 km.
"Biasanya kalau pelari berusaha mencari bayangan gedung-gedung tinggi utk menghindari panas, maka kali ini Bapak malah mencari panas" : akunya.

Untuk Event Seoul Marathon ini pada kategori 10K start pukul 10.30 di Seoul Olimpic Park. Sedangkan kategori 42,195 Km dari Gwang Hwa Mun. Dua-duanya finish di Jamsil Sport Complex Olympic Stadium.
Bapak Surachman berhasil masuk garis finish dengan waktu 4 : 11 : 14  jam saat 1/4 dari seluruh peserta mulai masuk. Ini berarti Bapak Surachman berhasil mendahului 3/4 pelari umum lainnya. Yang lebih luar biasa adalah berhasil masuk Finish masih keadaan segar bugar. Surachman mengaku : "Baru kali ini lari marathon tidak minum sampai finish".

Selama di Seoul Surachman dan Nenny Roose dipantau dan dibantu oleh staff Atase Pertahanan KBRI di Seoul. Tentu saja kepergian Surachman dan istri ke Korea yang baru pertama ini diisi dengan melihat-lihat Negeri Ginseng yang menarik perhatian dunia. Bapak Surachman beserta Ibu Nenny sebagai purnawirawan TNI, menyempatkan diri melihat-lihat Museum Perang Saudara Korsel - Korut, berbelanja di ikon wisata Myeongdong, Istana Gyeong Buk Palace dan lain-lain. Sungguh pasangan serasi yang patut menjadi teladan bagi generasi TNI era millenial sekarang ini.

Missi succes
Indonesia Sehat
Indonesia Maju